Latest News

Inilah Doa Yang Sering Dibaca Rasulullah

Siapa yang tidak ingin mendapatkan kebaikan, kenikmatan, kehidupan yang menyenangkan dan dijauhkan dari siksa api neraka? Pastinya setiap dari kita mempunyai doa-doa yang rutin dibaca dan yang paling kita sukai untuk dipanjatkan Pada Allah. Namun apakah doa-doa yang kita panjatkan sudah meliputi semuanya? Ternyata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun mempunyai doa yang paling Beliau sukai dan sering dilantunkan,Inilah Doa yang paling sering dibaca Rasulullah!
 Siapa yang tidak ingin mendapatkan kebaikan Inilah Doa yang sering dibaca Rasulullah

Doa-Doa Rasulullah

Doa merupakan sebuah tanda bahwa insan yakni makhluk yang lemah, dengan doa tersebut artinya kita menyerahkan seluruh hidup dan pengharapan kita hanya kepada Allah semata. Anas bin Malik, dia mengatakan:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Dari Anas Radhiyallahu anhu , ia berkata: “Doa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling sering diucapkan ialah: “Ya Allah, Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka”
Pengertian kebaikan dunia meliputi seluruh yang diharapkan insan di dunia, sehingga dengannya ia akan menjadi baik. Misalnya, sehat, rizki yang lagi halal, rumah tinggal yang nyaman, istri shalihah, bawah umur penyejuk mata, ilmu yang bermanfaat, amal shalih, ketentraman, dan lain-lain.
Sedang kebaikan di akhirat, Ibnu Katsir rahimahullah mengartikan: “Kebaikan di alam abadi yang tertinggi ialah berhasil masuk nirwana dan menikmati kondisi-kondisi yang menyertainya, menyerupai perasaan kondusif dari ketakutan yang paling dahsyat di ‘arashât, dimudahkan proses hisâb (perhitungan amalan), dan lain-lain yang merupakan kejadian-kejadian yang menyenangkan di alam abadi kelak”.
Doa yang mulia itu ditutup dengan permohonan semoga terlindung dari siksa neraka. Maknanya, yaitu impian untuk memperoleh akomodasi dalam menjauhi faktor-faktor datangnya siksaan, dengan menjauhi larangan, dosa dan syubhat-syubhat.
Doa tersebut biasa disebut dengan Doa Selamat yang selalu dipanjatkan sesudah sholat. Selain itu Nabi Muhammad juga meminta proteksi dari hal-hal berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: “أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو، فَيَقُولُ: اللَّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى، وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى”

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa, “Ya Allah, bekerjsama saya meminta kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian, dan kecukupan.” (HR. Muslim)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ، وَالْكَسَلِ، وَالْجُبْنِ، وَالْهَرَمِ، وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ»

Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, bekerjsama saya berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, pikun, bakhil, dan saya berlindung kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah hidup dan mati.” (HR. Muslim)

عَنْ عَائِشَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ” أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلاَةِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا، وَفِتْنَةِ المَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ المَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ ” فَقَالَ لَهُ قَائِلٌ: مَا أَكْثَرَ مَا تَسْتَعِيذُ مِنَ المَغْرَمِ، فَقَالَ: «إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ، حَدَّثَ فَكَذَبَ، وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ»

Dari Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa dalam shalatnya, “Ya Allah, bekerjsama saya berlindung kepada-Mu dari azab kubur, saya berlindung kepada-Mu dari fitnah Al Masih Ad Dajjal, saya berlindung kepada-Mu dari fitnah hidup dan fitnah mati. Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari dosa dan hutang.” Kemudian ada seorang yang bertanya, “Alangkah seringnya engkau berlindung dari hutang.” Maka Beliau bersabda, “Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, maka apabila berbicara berdusta, dan apabila berjanji mengingkari.” (HR. Bukhari)

Doa ini mengandung undangan semoga mendapatkan kebaikan pada agama dan dunia. Karena maksud “petunjuk” yakni ilmu yang bermanfaat, sedangkan maksud “ketakwaan” yakni amal yang saleh serta meninggalkan apa yang dihentikan Allah dan Rasul-Nya. Dengan keduanya, keadaan agama seseorang menjadi baik. Dalam doa yang singkat ini kita meminta kepada Allah hidayah irsyad (diberitahukan ilmu yang bermanfaat yang sanggup membedakan mana yang baik dan mana yang buruk).
Adapun kesucian dan kecukupan mengandung perilaku menjaga diri dari makhluk dan tidak bergantung kepada mereka, merasa cukup dengan Allah dan dengan rezeki yang dilimpahkan-Nya serta bersikap qana’ah (menerima apa adanya), serta memperoleh sesuatu yang menenangkan hati, yaitu kecukupan. Dengan kesucian dan kecukupan ini, maka akan tepat kebahagiaan hidup di dunia dan ketenangan batin, dimana hal ini merupakan hayat thayyibah (kehidupan yang baik).
Adapun dalam hadits yang kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari tujuh perkara, yaitu:
1. Kelemahan
2. Kemalasan
Perbedaan antara lemah dan malas adalah, bahwa lemah itu tidak adanya kemampuan, sedangkan malas yakni enggannya jiwa melaksanakan kebaikan dan kurang terdorong kepadanya padahal bisa melakukannya. Kedua hal ini yakni penyakit yang menciptakan seseorang duduk dan meninggalkan kewajiban sehingga terbuka baginya pintu-pintu keburukan.
3. Sifat pengecut
4. Kebakhilan
Sifat pengecut terkait dengan jiwa, sedangkan sifat bakhil (pelit) terkait dengan harta. Siapa saja yang kehilangan keberanian untuk melawan hawa nafsu, was-was setan, melawan musuh, menghadapi lawan yang membela yang batil, maka dia yakni pengecut. Dan siapa saja yang tidak mau memberi kaum fakir dengan hartanya, mengeluarkan hartanya untuk para mujahid fii sabilillah dan mengeluarkan pada jalur-jalur kebaikan, maka dia yakni orang yang bakhil. Dalam banyak ayat, Allah Subhaanahu wa Ta’ala memerintahkan berjihad dengan jiwa dan hartanya. Dan penyakit yang sanggup menghalangi seseorang dari berjihad mengorbankan jiwa dan hartanya yakni penyakit pengecut dan bakhil.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari sifat pengecut dan bakhil sebab keduanya sanggup menghalangi kewajiban, menghalangi dari memenuhi hak-hak Allah Ta’ala, menghalangi dari mencegah kemungkaran, bersikap tegas kepada para pelaku maksiat, di samping itu dengan seseorang mempunyai keberanian dan kekuatan, maka ibadah sanggup sempurna, orang yang terzalimi sanggup tertolong, jihad sanggup dilakukan, sedangkan dengan selamat dari kebakhilan, maka ia sanggup memenuhi hak-hak harta, adanya keinginan untuk berinfak, bersikap dermawan, dan berakhlak mulia serta terhalang dari sifat tamak kepada apa yang tidak dimilikinya.
5. Pikun
Yang dimaksud pikun yakni dikembalikan kepada usia yang paling buruk. Sebab mengapa Beliau berlindung darinya yakni sebab saat sudah pikun terkadang ucapan menjadi ngelantur, nalar dan ingatan menjadi kurang, panca indera menjadi lemah, dan lemah dari melaksanakan ketaatan serta meremehkan sebagiannya, cukuplah seseorang berlindung darinya sebab Allah menamai usia tersebut sebagai ardzalul ‘umur (usia paling buruk).
6. Azab kubur
Hadits di atas menyampaikan adanya azab kubur, di samping adanya nikmat kubur dan fitnah(ujian)nya. Hadits lain yang menyampaikan adanya azab kubur yakni hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ المَدِينَةِ، أَوْ مَكَّةَ، فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِي قُبُورِهِمَا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ» ثُمَّ قَالَ: «بَلَى، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ» . ثُمَّ دَعَا بِجَرِيدَةٍ، فَكَسَرَهَا كِسْرَتَيْنِ، فَوَضَعَ عَلَى كُلِّ قَبْرٍ مِنْهُمَا كِسْرَةً، فَقِيلَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لِمَ فَعَلْتَ هَذَا؟ قَالَ: «لَعَلَّهُ أَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ تَيْبَسَا» أَوْ: «إِلَى أَنْ يَيْبَسَا»

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati salah satu di antara kebun-kebun Madinah atau Mekkah, kemudian Beliau mendengar bunyi dua orang yang diazab dalam kuburnya, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keduanya sedang diazab, dan keduanya tidaklah diazab berdasarkan keduanya terhadap dosa besar.” Selanjutnya Beliau bersabda, “Bahkan bekerjsama itu dosa besar. Adapun salah satunya, maka ia tidak menjaga diri dari kencingnya, sedangkan yang satu lagi berjalan kesana-kemari mengadu domba.” Kemudian Beliau meminta dibawakan pelepah kurma, kemudian Beliau mematahkan menjadi dua bagian, dan meletakkan belahannya di masing-masing kubur itu, kemudian Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau lakukan hal itu?” Beliau menjawab, “Mudah-mudahan azab keduanya diberi dispensasi selama belahan itu belum kering,” atau bersabda, “Sampai kedua belahan kering.” (HR. Bukhari)
7. Fitnah hidup dan mati
Fitnah hidup artinya cobaan dan hujian hidup, baik berupa fitnah syahwat dan fitnah syubhat, dimana kedua cobaan ini banyak yang menciptakan insan tergelincir, lalai dari kewajibannya dan terbawa oleh arus fitnah yang menggiringnya kepada kebinasaan, maka dalam doa ini, kita berlindung semoga kita bisa menghadapi cobaan-cobaan itu dengan tetap bersabar menjalankan ketaatan kepada Allah, bersabar menjauhi maksiat, dan istiqamah di atas agamanya. Ini yakni cara untuk menghadapi fitnah syahwat. Adapun cara untuk menghadapi fitnah syubhat yakni dengan yakin di atas kebenaran dan teguh tidak gampang berubah oleh situasi dan kondisi; berbekal ilmu syar’i.
Sedangkan fitnah mati, maka maksudnya ujian saat di kubur, yaitu pertanyaan yang diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir yang akan menanyakan kepada seseorang wacana siapa Tuhannya, apa agamanya, dan siapa nabinya.

Itulah Doa yang paling sering dibaca Rasulullah yang mengajarkan kita semoga memperoleh kenikmatan dunia dan alam abadi tentunya terlindung dari aneka macam macam sifat jelek dan fitnah Dajjal. Wallahu a'lam, semoga bermanfaat.

0 Response to "Inilah Doa Yang Sering Dibaca Rasulullah"

Total Pageviews